Rabu, 03 Juli 2013

3. ALFRED ADLER



PSIKOLOGI INDIVIDUAL

all.about.psychology.com
    A.    Biografi
Alfred Adler lahir tanggal 7 Februari 1870 di Rudolfsheim, Wina. Ayahnya merupakan pedagang gandum kelas menengah di Hungaria, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang mengurus tujuh anak. Sewaktu kecil, Adler adalah anak yang sakit-sakitan. Pada usia 5 tahun, Adler hampir meninggal karena radang paru-paru, yang diakibatkan karena kedinginan setelah bermain seluncur es.
Jika membandingkan dengan kondisi kesehatan kakanya, memang sangat jauh. Hal tersebut yang menjadikan awal persaingan yang tidak menyenangkan bagi Adler. Sigmund Adler adalah kakak Adler yang kemudian menjadi saingan masa kecilnya hingga dewasa. Sigmund Adler adalah seorang pebisnis sukses yang kemudian membantu keuangan Adler.
Adler merupakan keturunan Yahudi, sama seperti Freud yang merupakan orang keturunan Yahudi yang tidak religius. Adler beralih keyakinan menjadi Protestan, namun tidak memiliki pendirian religius yang mendalam.
Pertemuannya pertama kali dengan Freud terjadi ketika Adler di undang untuk menghadiri pertemuan di rumah Freud beserta tiga dokter Wina lainnya dan mereka mendiskusikan psikologi dan neuropatologi.Adler tidak sepakat dengan Freud yang menekankan teorinya pada masalah seksualitas masa kanak-kanak sebagai dasar motivasi bertingkah laku walaupun dirinya adalah anggota kelompok Freud. Menurutnya dorongan superioritas adalah sebagai dasar motivasi seseorang bertingkah laku.

B.     Teori Kepribadian Adler
Teori Adler memiliki pengaruh besar terhadap pakar psikologi selanjutnya seperti: Harry Stuck Sullivan, Karen Horney, Abraham Maslow, dan lain-lain. Namun nama Adler kurang dikenal luas, jika dibandingkan Freud dan Jung. Hal tersebut dikarenakan: (1) Adler tidak mendirikan organisasi yang dijalankan dengan kuat untuk mengabadikan teorinya. (2) Adler bukan penulis yang berbakat dan sebagian besar bukunya dikumpulkan oleh beberapa editor menggunakan bahan pengajaran Adler yang tersebar dimana-mana. (3) banyak dari pandangan Adler yang tergabung dengan karya teoritikus selanjutnya seperti Maslow, Rogers, dan Ellis, sehingga pandangan tersebut tidak lagi diasosiasikan dengan nama Adler.
Adler menyusun teori yang sederhana, menurutnya manusia lahir dengan kondisi tubuh yang lemah dan inferior. Kondisi ini menyebabkan perasaan inferior, dan ketergantungan kepada orang lain. Maka perasaan menyatu dengan orang lain sudah menjadi sifat manusia dan standar akhir untuk sehat secara psikologis.
Dalam teori Psikologi Individunya, Adler menjelaskan beberapa prinsip yang melatarelakangi teorinya, yaitu:
a.       Striving for success or superiority
Prinsip ini menyatakan bahwa kekuatan dinamis di balik perilaku manusia adalah berjuang untuk meraih keberhasilan atau superioritas. Adler mereduksi semua motivasi menjadi satu dorongan tunggal, yaitu berjuang meraih keberhasilan atau superioritas.
b.      Subjective perception
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengatasi perasaan inferiornya, maka seseorang akan berjuang. Namun, sikap juang yang muncul tidak ditentukan oleh kenyataan, melainkan oleh persepsi akan kenyataan, yaitu oleh fiksi atau harapan masa depan. Sedangkan fiksi adalah gagasan yang tidak terbentuk nyata.
c.       Self consistent
Prinsip ini menyatakan bahwa kepribadian itu menyatu dan memiliki konsistensi diri. Sehingga pikiran, perasaan, dan tindakan mengarah kepada satu tujuan.

C.    Pandangan terhadap Teori Alfred Adler
Adler merupakan orang Yahudi yang beragama Kristen. Selain itu Dia merupakan satu-satunya Psikolog yang berkecimpung dalam dunia politik. Hal tersebut disebabkan karena teori yang dikembangkannya membahas tentang dorongan sosial yang menjadi motivasi awal manusia bertingkahlaku. Ini tentunya berbeda dari teorinya Freud yang menyebutkan bahwa tingkah laku ditentukan oleh insting-insting, ataupun teorinya Jung yang menyebutkan tingkah laku ditentukan oleh arketype-arketype.
Menurut Adler manusia memiliki tiga potensi yaitu: society, love, dan work. Ketiganya merupakan potensi manusia atau disebut sosial feeling yang dapat dimanifestkan dalam lingkungan seorang individu.
Konsep fictional finalism adalah manusia hidup dengan dorongan dari harapan masa depan yang menjadi tujuan, walaupun cita-cita tersebut tidak mungkin tercapai (semu). Konsep tersebut bertujuan untuk menuntun gaya hidup manusia dan memberikan integritas bagi kepribadian manusia yang pada akhirnya manusia tersebut dapat menjadi berhasil. Adapun fictional finalism dapat memunculkan inferioritas jika terdapat adanya keminderan dalam diri individu untuk mendapatkan harapan yang diinginkannya. Inferioritas bisa saja terjadi karena adanya kekurangan psikologis maupun psikis dan bisa juga karena sosial feelingyang tidak tercapai menjadi sosial interest.
Manusia selalu melakukan perbaikan dalam hidupnya untuk mengatasi inferioritas. Sedangkan kompensasi merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia yang sebenarnya memiliki kekurangan yang sifatnya subjektif kemudian dia berusaha untuk menutupinya dengan sesuatu hal, misalkan berprestasi. Adapun ketika kompensasi yang dilakukan terlalu berlebihan, maka yang terjadi menurut istilahAdler adalah superiority complex.
Terdapat beberapa pandangan terkait teori yang dikembangkan oleh Adler, diantaranya:
a.     Adler tidak mempermasalahkan jumlah kemampuan yang dimiliki tiap individu karena menurutnya uang terpenting bukanlah hal tersebut melainkan adalah seberapa banyak kemampuan tersebut dimanfaatkan oleh individu untuk dapat meraih harapannya.
b.    Menurutnya bukan masa lalu atau masa depan yang menjadi penentu tingkah laku manusia saat ini, melainkan interpretasi manusia tersebut terhadap pengalaman-pengalaman yang dimilikinya. Sehingga kita menentukan diri kita sendiri dengan makna yang diberikan oleh situasi yang ada.
c.     Sebenarnya konsep yang ditawarkan oleh Adler terkait psikologi individual cukup menarik, namun karena tidak didukung dengan organisasi dan kemampuan menulis yang bisa dikatakan tidak berbakat, sehingga teori-teorinya tidak sepopuler teori yang dikembangkan oleh Jung dan Adler.

D. Daftar Pustaka
Feist & Feist. (2013). Teori Kepribadian. Jakarta:Salemba Humanika. 
S. Hill, Calvin & Gardner Lindzey. (1993). TEORI-TEORI PSIKODINAMIKA (KLINIS). Yogyakarta:Kanisius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar