Minggu, 29 Maret 2009

Teknologi antara Perdamaian dan Kehancuran

Ahmad Faris dan A.A Shiddiq

Kalau membicarakan masalah perkembangan zaman tak lengkap rasanya bila tidak menyinggung masalah teknologi. Semuanya sekarang telah menggunakan teknologi mulai hal yang sepele seperti bolpoin yang kita pegang sekarang sampai alat-alat yang digunakan untuk perang kesemuanya adalah hasil peranakan suatu teknologi.
Selalu ada teknologi dalam perang. Roket-roket yang diluncurkan Israel ke Palestina beberapa waktu lalu adalah teknologi. Gempuran dari tank-tank yang terus meringsek ke Gaza adalah juga hasil kemutakhiran teknologi. Dentangan dasyat ramuan urainium & phospor putih tak luput dari racikan teknologi. Teknologi dan perang memang selalu berkaitan erat.
Rumah dan bangunan porak-poranda begitu juga ketangguhan & kekekaran bangunan revolusioner pencakar langit pun berserakan karena dihancurkan oleh keganasan teknologi.
Masa teknologi seolah takkan pernah berhenti disitu pihak membuat, namun di lain pihak berusaha menghancurkan bermacam-macam peralatan super canggih pun berlomba dalam even ajang adu powernitas antar bangsa. Suatu realita alam yang tidak dapat terelakkan lagi di abad teknologi ini.
Teknologi pada abad ini telah mentranformasikan wujudnya yang sangat menghubung eratkan antara teror terorisme &teroris, ketiga istilah yang berakar sama dari bahasa latin terra.
Pada satu titik teknologi ternyata menjadi teror yang teramat menyakitkan & menakutkan. Kecanggihan sistem perencanaan struktur infrastruktur titik objek pihak yang dibidik adalah sebuah kajian teknologi yang mutlak telah terjadi.
Di satu sisi memang teknologi telah menjadi lambing & tugu akan kemajuan revolusioner era modernitas bagi umat manusia. Tapi dari sisi lain, teknologi justru akan menjadi dilema kehancuran yang sangat fenomenal bagi keberlangsungan peradaban manusia itu sendiri. Apabila memang teknologi itu dipergunakan sebagai wahana terasyik untuk melakukan penindasan & diskriminasi oleh para penguasa rimba dunia.
Sungguh disayangkan memang, teknologi yang seharusnya dapat menjadi benteng kokoh perdamaian kini berbalik arah (bermanuver) menjadi robot pemusnah masal terdahsyat bagi ambisioner bertangan dingin yang berorientasi kekuasaan.
Penulis membuat tulisan ini karena merasa prihatin atas tragedi yang menimpa saudara – saudara kita di Palestina (khususnya Gaza) yang terus dijajah ketentraman, kehormatan & kemerdekaannya oleh kaum zionis Israel.
Mereka tak menduga sebelumnya kalau tempat kelahirannya dihancurkan oleh kemutakhiran teknologi yang sebenarnya mereka tidak mengetahui apa-apa tentang apa yang sebenarnya telah diributkan saja oleh kedua belah pihak.