Senin, 10 Mei 2010

Sudah Jadi Maklum Adanya

Sudah menjadi kodrat yang di tetapkan oleh tuhan bahwa segala sesuatu di dunia ini tercipta berpasang-pasangan, ada laki-laki ada wanita, ada tua ada muda, serta ada yang halal dan ada pula yang haram. Kurang lebihnya begitulah mereka diciptakan saling berpasangan tujuannya adalah untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya, namun tidak untuk urusan halal dan haram. Untuk masalah ini kiranya bukanlah saling melengkapi melainkan saling bertolak belakang, yang satu ke arah kebaikan dan yang satunya lagi menuju pada keburukan yang ujung-ujungnya akan di hadapkan pada hukum yang setiap saat siap menjatuhkan konsekuensi dari apa yang di perbuat.

Bukan hanya melulu tertuju pada masalah yang berhubungan dengan perut semata, untuk menyikapi halal dan tidak, juga bisa di tetapkan pada perbuatan yang di lakukan, apakah telah sesuai dengan prosedur yang semestinya ataukah belum. Mamang di zaman yang semakin menggila ini, tak sedikit dari manusia yang kurang memperdulikan batasan yang telah di tentukan oleh agama, sehingga muncul istilah yang sebenarnya dapat mendangkalkan tingkat keimanan yakni : “untuk mencari yang haram saja susahnya minta ampun, apalagi mencari yang halal”. Mungkin kata tersebut telah mengakar kuat dari pimpinan hingga meresap ke berbagai elemen masyarakat sehingga tak sedikit dari pejabat kita yang tersandung masalah korupsi dan rakyat kecil pun seperti tak mau ketinggalan peran. Mereka turut berperan dalam perkara ini, tengok saja ketika adanya tes seleksi untuk masuk di perguruan tinggi maupun sekolah negeri kenamaan, maka orang tua dengan berbagai upaya mengusahakan supaya anaknya di terima meski harus memberi uang pelicin yang tak sedikit jumlahnya.

Kalau kebanyakan orang sudah tak menghiraukan aturan agama dengan bertindak tanpa kontrol bahkan sampai berani menerjang perkara yang sebenarnya di larang, maka bangsa ini sudah tidak dapat di harapkan lagi untuk menjadi bangsa yang sejahtera karena sudah terjadi banyak ke dzaliman, sehingga kita tak perlu menyalahkan tuhan ketika terjadi bencana di sana sini, serta tak perlu kiranya bertanya pada rumput yang bergoyang untuk menanyakan kebenaran dan keadilan.

diterbitkan oleh Tabloid BUMI edisi bulan April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar