PSIKOLOGI ANALITIS
pemudaumat.blogspot.com |
A. Biografi
Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juni 1875 di sebuah desa kecil
di Swiss bernama Kessewil. Ayahnya bernama Paul Jung, seorang pendeta desa dan
ibunya Emilie Preiswerk Jung. Dia lahir di tengah keluarga besar yang cukup
pendidikan. Diantara anggota keluarga besar Jung senior, ada yang jadi pendeta
dan punya pemikiran yang eksentrik.
Jung senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berumur 6
tahun, dan inilah yang menjadi awal minatnya pada bahasa dan sastra-khususnya
sastra kuno. Semasa remaja, Jung adalah penyendiri, tertutup dan sedikit tidak
peduli dengan masa sekolah, apalagi dia tidak punya semangat bersaing.
Walaupun awalnya bidang yang dia pilih adalah arkeolog, namun dia
msuk ke fakultas kedokteran di University of Basel. Karena bekerja bersama
neurology terkenal, Kraft-Ebing, dia kemudian menetapkan psikiatri sebagai
karir pilihannya.
Jung sangat mengagumi Freud dan berkesempatan bertemu pada tahun
1907. Pada pertemuan pertama itu, Freud membatalkan kegiatannya dan mereka
berbincang-bincang selama 13 jam. Dari pertemuan tersebut menimbulkan dampak
yang sangat luar biasa bagi kedua pemikir ini. Freud akhirnya menyadari bahwa
Jung-lah “Putra Mahkota” psikoanalisis dan pewaris tahtanya.
Pada perkembangannya Jung tidak sepenuhnya berpegang pada teori
Freud. Hubungan mereka merenggang pada tahun 1909, sewaktu keduanya pergi ke
Amerika. Dalam sebuah pertemuan, keduanya berdebat panjang tentang tafsir mimpi
masing-masing dan Freud mulai membantah analisis Jung dengan cara yang tidak
cantik.
Perang dunia pertama adalah masa-masa menyakitkan bagi Jung. Namun
pada masa ini pulalah Jung melahirkan teori-teori kepribadian yang dikenal
sampai sekarang.
quotefreaks.com |
B. Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori yang dikembangkan oleh Jung berawal dari perbedaan
pendapatnya dengan Sigmund Freud yang kemudian membuatnya menyatakan diri untuk
berbeda pendapat dengan Freud terkait teori psikoanalisa.
Setelah Jung menyatakan untuk tidak sepakat dengan Freud, kemudian
Jung mengembangkan teorinya sendiri. Pada awalnya Jung berusaha memahami
dirinya dan menganggap dirinya tidak layak mengajar karena kondisi intelektual
dan emosionalnya sedang kacau dan cemas. Namun pada akhirnya, Jung berhenti
memahami masalah dirinya secara teori dan memutuskan untuk melakukan apa saja
yang menyangkut dirinya, walaupun hal tersebut dianggap tidak masuk akal. Jung
kemudian menyerahkan dirinya pada dorongan-dorongan ketidaksadaran, suatu
proses yang kemudian dirumuskan sebagai Konfrontasi dan ketidaksadaran.
Jung dalam teorinya menggabungkan antara ilmu psikologi, ilmu
mistis, dan ilmu klenik dalam memahami kepribadian. Karyanya banyak yang
diasingkan dan dikucilkan mengingat Jung adalah orang barat dengan kultur
masyarakat yang memisahkan psikologi dengan ilmu klenik, bahkan tidak sedikit
yang menolaknya karena teori psikoanalisis yang dikembangkan sebelumnya (teori
Freud) tidak mengakui adanya keyakinan terhadap agama.
Menurutnya kepribadian adalah keseluruhan pikiran, perasaan dan tingkah
laku, baik sadar maupun tidak sadar. Kepribadian ini berfungsi untuk membimbing
orang menyelesuaikan diri dengan lingkungannya. Jung berpendapat bahwa
kepribadian tersusun oleh tiga sistem yang beroperasi dalam tiga tingkatan
kesadaran, yaitu:
1.
Ego yang beroperasi pada tingkat kesadaran.
Ego merupakan alam sadar, yang dapat muncul pada manusia setiap
saat, sejak awal kehidupan. Ego memilikki peran penting, yaitu menyaring dan
menentukan persepsi, ingatan, pikiran, dan perasaan yang dapat masuk ke dalam
kesadaran. Jung menganggap bahwa ego berperan untuk memelihara keutuhan dalam
kepribadian manusia.
Jung membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert.
Kemudian dia membaginya menjadi delapan subtype yang terkesan rumit, yaitu:
a.
Tipe
pemikir ekstrovert
Setiap aktivitas rang tipe ini tidak lepas dari
kesimpulan-kesimpulan yang bersifat intelektual yang didasarkan pada data
objektif.
b.
Tipe
perasa ekstrovert.
Orang
dengan tipe ini sebelum bertindak, perasaannya itu haru pas dahulu. Jung
memasukkan kaum wanita ke dalam tipe ini.
c.
Tipe
sensasi ekstrovert
Segala
sesuatu harus benar dan berorientasi pada kesenangan yang konkrit, tidak
berlebihan, hukum itu harus dipatuhi. Orang tipe ini tidak mementingkan diri
sendiri, dan rela berkorban demi kepentingan orang lain.
d.
Tipe
intuitif ekstrovert
Orang
dengan tipe ini tidak akan ditentukan dalam dunia yang memiliki nilai realitas
yang dapat diterima. Ia tidak puas dengan apa yang ada. Ia selalu menyelidiki
sesuatu dan berbuat sesuatu yang berbeda.
e.
Tipe
pemikir introvert
Tipe
ini membatasi diri dengan pemikiran dan pendapatnya sendiri. Ia bisa berpikir
kritis, tetapi sering subjektif.
f.
Tipe
perasa introvert
Orangnya
tenang, sulit didekati, sukar mengerti dan kurang tanggap terhadap perasaan
orang lain.
g.
Tipe
sensasi introvert
Selalu
berorientasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan bukan pada penilaian
yang masuk akal.
h.
Tipe
intuitif introvert.
Tipe
ini sangat senang dengan hal-hal yang berbau mistik, bahkan ia bisa
menjadi peramal atau seniman yang aneh.
2.
Kompleks
yang berorientasi pada tingkat ketidaksadaran pribadi
Semua pengalaman yang tidak diijinkan masuk ke kesadaran oleh ego,
akan dimasukkan dalam ketidaksadaran pribadi. Sehingga ketidaksadaran berisi
semua pengalaman yang ditekan, dilupakan, dan gagal menimbulkan kesan sadar.
Semua pengalaman yang masuk dalam ketidaksadaran pribadi ini dapat dimunculkan
kembali ke dalam kesadaran.
3.
Archetype
yang beroperasi pada tingkat ketidaksadaran kolektif.
Ketidaksadaran kolektif merupakan dasar dari kepribadian individu.
Ketidaksadaran kolektif mengatur semua tingka laku saat ini dan merupakan
kekuatan yang paling berpengaruh dalam kepribadian. Dalam patologi,
ketidaksadaran kolektif ini mengalahkan ego dan ketidaksadaran pribadi.
Ketidaksadaran dapat membelokkan perilaku menjadi perilaku yang menyimpang,
seperti phobia, delusi, dan simtom gangguan psikologis lainnya.
Jung meyakini bahwa dalam evolusi manusia, hal yang diturunkan
bukan hanya aspek fisik sajja, melainkan juga kepribadian. Isu utama
ketidaksadaran kolektif adalah Archetype, yaitu model atau prototype
atau pola asli untuk membuat atau membentuk gambaran kemudian. Keberadaan
archetype ini tidak dapat kita sadari. Archetype muncul dalam beberapa bentuk,
yaitu:
a.
Persona.
Adalah topeng yang kita pakai untuk menampilkan diri sebagai
sesuatu yang berbeda dari yang sebenarnya, supaya sesuai dengan harapan
masyarakat. Tujuan utama persona adalah menciptakan kesan tertentu kepada orang
lain dan menyembunyikan diri yang sebenarnya.
b.
Anima-animus
Anima adalah kepribadian laki-laki mengandung komponen kepribadian
wanita. Animus adalah kepribadian wanita mengandung komponen kepribadian
laki-laki. Secara psikologis, setiap orang dapat bertingkah laku seperti
laki-laki atau wanita.
c.
Shadow
Shadow adalah archetype yang sangat kuat dan kemungkinan berbahaya,
karena mengandung insting binatang. Shadow ini mengandung segi paling baik dan
paling buruk dari manusia. Keduanya harus diungkapkan dan diwujudkan.
d.
Self.
Merupakan archetype yang paling penting, yang menjadi tujuan akhir
kehidupan. Self adalah perjuangan kearah kesatuan, integrasi, dan kebulatan
dari semua segi kepribadian. Pada umumnya, archetype self ini berkembang pada
usia setengah baya, karena pada usia tersebut seseorang mulai berusaha dengan
sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengubah pusat kepribadian, dari ego sadar
ke ego yang berada di antara kesadaran dan ketidaksadaran.
C. Pandangan dan Kritik terhadap teori
Carl Gustav Jung
Ada beberapa pandangan terkait teori yang dikembangkan oleh Carl
Gustav Jung, diantaranya:
a.
Ketidaksadaran
kolektif merupakan pembeda mendasar antara teorinya dengan teori psikoanalisis
Sigmund Freud.
b.
Bisa
dikatakan satu-satunya tokoh yang berorientasi mistis karena Jung merupakan
anak dari teolog. Bahkan kakek dari pihak ibunya merupakan penganut occult dan
sering berbicara pada orang yang sudah meninggal.
c.
Jung
dalam memandang manusia tidak psimistis maupun optimistis, tidak determinis
ataupun purposif.
Adapun kritik terhadap teori Jung, diantaranya:
a.
Delapan
subtype yang dikembangkan oleh Jung cukup rumit untuk dipahami.
b.
Walaupun
Jung mengkritik teori ketidaksadaran Freud, sebenarnya Jung mengembangkan teori
psikoanalisisnya Freud. Sehingga Jung dianggap mengembangkan teori sebelumnya
dan bukan membuat teori baru.
c.
Teori Jung cukup rumit karena dalam
penggambaran manusia tidak bisa dari satu sisi saja. Namun ini sekaligus menjadi
keunggulan dalam teorinya karena memandang manusia tidak secara subjektif.
D. Daftar Pustaka
Feist & Feist. (2013). Teori Kepribadian.
Jakarta:Salemba Humanika.
S. Hill, Calvin & Gardner Lindzey. (1993). TEORI-TEORI
PSIKODINAMIKA (KLINIS). Yogyakarta:Kanisius.